article | Berita | 2025-07-01 09:15:31
Lembata – Sebuah kisah terukir dalam perjalanan para hakim baru yang berjuang melawan segala rintangan alam untuk mencapai tempat tugasnya di Pengadilan Negeri (PN) Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka menyatakan erupsi Gunung Lewotolok yang menghadang tidak menyurutkan tekadnya untuk melaksanakan amanah penegakan keadilan.Hakim baru itu terdiri dari Yudhi Darmansyah, Yolenta Lobe Liko, Muhammad Aljabbar Putra, Dismas Lukito Ornasto, Entang Nuryanto dan Afif Naufal Faris. Hal itu dituliskan khusus buat DANDAPALA, Selasa (1/7/2025). Pada awalnya perjalanan yang seharusnya berjalan lancar berubah menjadi ujian ketahanan fisik dan mental ketika sang hakim berangkat dari Tangerang menuju Kupang dengan pesawat selama tiga jam disertai turbulensi yang sangat kencang. Sesampainya di Bandara El Tari Kupang, rencana perjalanan terpaksa berubah drastis. Erupsi Gunung Lewotolok atau Ile Ape mengakibatkan gagalnya penerbangan lanjutan menuju Lembata, memaksa para hakim baru tersebut mencari alternatif transportasi laut.Tantangan baru menanti di Pelabuhan Kupang. Kapal yang direncanakan akan dinaiki para hakim ternyata telah berangkat. Lagi-lagi para hakim harus bersabar menunggu kapal berikutnya hingga pukul 23.00 WITA. Namun, kali ini keterlambatan terjadi ketika kapal baru tiba pada pukul 00.30 WITA, dan proses boarding baru dapat dilakukan pada pukul 01.15 WITA. Kapal akhirnya berangkat pada pukul 04.00 WITA, menandai dimulainya perjalanan laut yang menguji mental.Selama kurang lebih 13 jam perjalanan laut melewati laut lepas Flores, para hakim harus bergelut dengan rasa mual dan trauma terhadap transportasi laut. Meski tubuh memberontak, komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai penegak hukum membuatnya tetap bertahan. “Amanah untuk menegakkan keadilan harus tetap dilaksanakan,” ungkap para hakim, menggambarkan tekad bulat yang tidak tergoyahkan.Pukul 16.10 WITA, kapal akhirnya merapat di Pelabuhan Lembata. Namun, perjuangan belum berakhir. Pulau Lembata menyambut kedatangannya dengan dentuman dan getaran Gunung Lewotolok yang terasa setiap dua jam sekali, menciptakan atmosfer yang menguji keberanian siapa saja yang berada di sana.Kekhawatiran dan rasa takut sempat menyelimuti pikiran para hakim muda. Namun, kesadaran akan pentingnya kehadiran penegak hukum di daerah terpencil memberikan kekuatan untuk terus maju. Di tengah gemuruh alam yang mengancam, komitmen untuk melayani masyarakat Lembata dalam penegakan keadilan tetap menjadi prioritas utama.Kisah perjalanan ini juga menunjukkan betapa berharganya dedikasi para aparatur negara yang rela mengorbankan keamanan pribadi demi menjalankan tugas negara. Di tengah kondisi geografis Indonesia yang penuh tantangan, semangat pengabdian seperti ini menjadi fondasi penting dalam memastikan keadilan dapat diakses oleh seluruh rakyat, bahkan di timur Nusantara.Gunung Lewotolok, yang terletak di Pulau Lembata, memang dikenal sebagai salah satu gunung api aktif di Indonesia. Aktivitas vulkaniknya kerap mengganggu transportasi udara dan laut di wilayah Nusa Tenggara Timur, namun hal ini tidak menghalangi tekad para hakim yang ditempatkan di Pengadilan Negeri Lembata untuk tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan integritas.