Di dalam ruang sidang yang lekat dengan kesan dingin dan kaku, sosok Frank Caprio hadir sebagai anomali. Pria yang sebelumnya bertugas sebagai hakim di Providence, Rhode Island, Amerika Serikat ini viral karena gaya bersidangnya yang humanis, serta kerap diselingi humor ringan.
Caprio lahir di Rhode Island pada tanggal 24 November 1936. Ia bertugas di Pengadilan Kota Providence yang terkenal lewat acara TV dan kanal media sosial berjudul Caught in Providence. Di Youtube, Caught in Providence memiliki 2,9 juta pelanggan, sedangkan halaman resminya di Facebook diikuti tak kurang dari 16 juta pengguna.
Baca Juga: Hakim Sang OPTIMUS PRIME
Caught in Providence mendokumentasikan aktivitas Caprio ketika bersidang menangani berbagai pelanggaran lalu lintas ringan seperti parkir ilegal, menerobos lampu merah, atau pelanggaran kecepatan. Warganet menjuluki Caprio sebagai "hakim paling baik hati di dunia" (sumber: Jist), karena kehangatannya saat bersidang. Di beberapa kesempatan, ia bahkan tak segan menutup perkara jika pelanggar termasuk dalam kategori renta atau kesalahannya sangat ringan.
Salah satu video berjudul Straight-A Student yang telah disaksikan 13 juta kali menggambarkan momen ketika Caprio menyidangkan pelanggaran seorang mahasiswi (sumber: Youtube). Di perkara ini, Irem Keskin ditilang karena melanggar lampu lalu lintas saat berkendara pada dini hari. Namun alih-alih langsung menjatuhkan denda, Caprio terlebih dahulu membuka dialog ringan.
Keskin lalu menjelaskan bahwa malam itu ia baru saja merayakan ulang tahun temannya, sekaligus pencapaian Keskin karena berhasil meraih nilai A di seluruh ujiannya. Ia adalah mahasiswi teknik dan matematika di Roger Williams University—dua jurusan yang diakui Caprio sebagai bidang yang “terlalu sulit” untuknya semasa kuliah.
Setelah meninjau rekaman kejadian, Caprio menilai Keskin memang melanggar lampu merah. Namun, ia juga mencatat bahwa pelanggaran terjadi sekitar pukul dua pagi di jalan yang nyaris kosong. Dengan pertimbangan ini, Caprio akhirnya memutuskan untuk menutup pelanggaran tersebut. “Saya bangga padamu,” ujar Caprio. “Dan negara ini bangga pada orang-orang muda sepertimu yang mendedikasikan diri untuk belajar.”
Di salah satu wawancara, Caprio menjawab alasan di balik sikapnya yang sangat manusiawi (sumber: CNA). “Sangat sederhana: Saya hanya menempatkan diri pada posisi mereka, orang di depan saya. Kasih sayang adalah sifat yang sangat, sangat kuat.”
Pendekatan Caprio merupakan penjelmaan dari realisme hukum, mazhab yang berpendapat hukum seharusnya tidak hanya dipandang sebagai kumpulan aturan kaku. Alih-alih, fakta-fakta dalam keunikan suatu kasus seharusnya menjadi patokan dalam setiap langkah penegakan hukum. Melalui gaya bersidangnya yang empatik, Caprio menjatuhkan putusan yang tidak lahir dari teks pasal semata, melainkan harus disesuaikan dengan kondisi nyata dan tantangan yang dihadapi masing-masing individu.
Pada bulan Januari 2023, Caprio telah pensiun dari posisinya sebagai hakim—setelah mengabdi selama 38 tahun di Pengadilan Kota Providence (sumber: WJAR). Meskipun demikian, potongan video pendeknya masih terus ditonton dan menyentuh hati jutaan pemirsa. Caprio meninggalkan warisan penting bahwa terkadang keadilan tumbuh dengan cara mendengar dan mengayomi, bukan sekadar menghukum dan menghakimi. (wi)
Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI