Aceh - Sehari setelah diterbitkannya Surat Sekretaris Mahkamah Agung Nomor 16337/SEK/HM3.1.1/XII/2025 pada tanggal 2 Desember 2025 perihal Pelaksanaan Tugas Kedinasan Secara Fleksibel untuk Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Sumatera Barat atas kondisi darurat bencana banjir dan tanah longsor, maka beberapa Hakim dan Pegawai pada PN Takengon memutuskan untuk berjuang menembus batas wilayah terisolir, diantara ketidakpastian dan keyakinan.
Pada Senin (01/12), Panitera Pengadilan Negeri Takengon Munawir pertama sekali menembus wilayah terisolir dengan berjalan kaki dan telah sampai di Banda Aceh dengan selamat dan berjumpa dengan keluarga yang dimana anak yang bersangkutan telah jatuh sakit sebelumnya.
“Kemudian pada hari setelahnya, berbekal sedikit informasi dari Panitera PN Takengon dengan terbatasnya jaringan, maka Saya sendiri dan Bapak Septriono selaku Hakim, Bapak Muhammad Nazir selaku Sekretaris, Bapak Darma selaku Panmud Pidana, Bapak Syukran selaku Panmud Perdata, Ibu Agusniar selaku Kasubbag PTIP, dan Ervina selaku Staf CPNS pada Kepaniteraan Muda Pidana melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Pengadilan dan Wakil Ketua PN Takengon untuk meminta izin melaksanakan Work From Anywhere (WFA) di luar wilayah Takengon sampai dengan situasi dan akses menuju Takengon telah aman serta kondusif,” imbuh Juru Bicara PN Takengon.
Baca Juga: Pastikan Objek Sengketa, Ketua PN Takengon Pimpin Langsung PS di Dua Lokasi Berbeda
“Dengan situasi yang belum kondusif saat ini di wilayah Takengon, maka pada Hari Rabu (03/12), Kami memutuskan untuk berangkat dari Ibukota Kab. Aceh Tengah menuju Desa Buntul menggunakan Mobil L300,” tambahnya. Sesampainya di Desa Buntul, Rombongan langsung melakukan persiapan untuk makan siang lebih awal terlebih dahulu bersama dengan Masyarakat Lokal sekitar Pukul 10.00 WIB agar dapat mengisi tenaga perjalanan yang panjang dari Buntul ke Perbatasan Gunung Salak dengan berjalan kaki.
Setelah makan bersama, selanjutnya pada Pukul 11.30 WIB, Rombongan bergerak dengan berjalan kaki dari Buntul melewati jembatan yang telah terputus dan Pegunungan. Lalu, di tengah-tengah perjalanan Rombongan mendapatkan tumpangan masuk ke Mobil Dump Truck, namun tumpangan perjalanan yang tidak sampai 1 KM tersebut terhalang oleh lapisan lumpur tanah longsor sehingga Rombongan memutuskan kembali untuk berjalan kaki.
Di tengah perjalanan, banyak masyarakat dari Kab. Bener Meriah dan Kab. Aceh Tengah yang keluar dari wilayah terisolir dengan berjalan kaki bersama-sama dengan Rombongan. Setapak demi setepak kami lewati perjalanan yang penuh lumpur, batu, dan kayu akibat banjir bandang serta tanah longsor, membuat kami terperangah atas rusaknya jalan dan jembatan yang kami juga berpikir bahwa kerusakan yang terjadi akibat bencana alam membutuhkan perbaikan yang memakan waktu cukup lama atau mungkin bertahun-tahun.
Di sela-sela peristirahatan, kami saling menguatkan dan berbagi bekal makanan dengan masyarakat yang bersama-sama dengan kami. “Bahwa di atas bencana ini, rasa kemanusiaan dan saling tolong-menolong merupakan kunci agar dapat melewati tantangan di depan dengan berjalan kaki,” kenangnya.
Perlu diketahui bersama, bahwa Kasubbag PTIP PN Takengon Agusniar baru saja melakukan operasi sekitar 4 Bulan yang lalu dan tetap berkeyakinan untuk menguatkan diri dan hati agar dapat keluar dari wilayah terisolir bersama dengan kaki dengan berjalan kaki.
Sebelumnya, akses menggunakan Pesawat Hercules secara gratis di Bandara Rembele Takongon harus menunggu daftar antrian. Namun, di balik bencana ini, menurut informasi yang beredar bahwa harga tiket pesawat sampai dengan jutaan rupiah karena membludaknya masyarakat untuk keluar dari wilayah terisolir. Kemudian Hakim Mula Warman beserta Istri yang tengah hamil besar dan Hakim Gusti Muhammad Azwar beserta Istri dan Anak menggunakan pesawat Hercules yang disediakan pemerintah secara gratis dengan mengisi daftar antrian dan menunggu 1-2 Hari untuk berangkat agar dapat keluar dari wilayah terisolir.
“Alhamdulilah perjalanan kami akhirnya tiba di Desa Kem Kab. Bener Meriah yang merupakan perbatasan Gunung Salak, lalu mendapatkan akses untuk ojek lokal menuju ke Coffee Shop Ground. Perlu disampaikan juga bahwa kami menempuh perjalanan ini dengan berjalan kaki dari Desa Buntul ke Desa Kem sekitar 15 Kilometer dengan durasi waktu kurang lebih selama 4 jam perjalanan. Sesampainya di Coffee Shop Ground, kami berterima kasih kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Lhokseumawe yang telah memberikan tumpangan dengan menggunakan Mobil Tahanan untuk sampai di Simpang KKA untuk rombongan yang melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh dan Pengadilan Negeri Lhokseumawe untuk rombongan yang akan melanjutkan perjalanan ke Langsa dan Medan yang dimana di dalam perjalanan tersebut bersama-sama dengan Kalapas Lhokseumawe. Bahwa di dalam mobil tersebut juga, terdapat beberapa bantuan air mineral dan Mie Cepat Saji yang diberikan kepada kami untuk melepas lapar dan dahaga rombongan. Alhamdulilah kami bersama rombongan sampai dengan selamat di Simpang KKA sekitar jam 17.00 WIB dan PN Lhokseumawe sekitar jam 17.45 WIB,” pungkas Juru Bicara PN Takengon.
Bahwa dengan perjalanan ini, dengan awalnya yang penuh ketidakpastian atas perjalanan kami yang akan kami lewati, namun dengan penuh keyakinan kami tetap berjuang dengan berjalan kaki untuk keluar dari wilayah terisolir agar dapat berjumpa dengan sanak saudara dan mengakses informasi ke dunia luar.
Baca Juga: Arief Kadarmo: Bencana Tak Diharapkan Terjadi Maka Kita Harus Siap Menanggulanginya
Semoga kiranya Para Hakim dan Para Pegawai diberikan kekuatan dan keselamatan untuk dapat melewati setiap bencana pada wilayah PT Banda Aceh oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga kita tetap memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan Para Pencari Keadilan.
Demikian tulisan ini dibuat, agar menjadi refleksi kita bersama bahwa alam dan manusia harus berjalan beriringan untuk pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan, memperkuat solidaritas sosial, memperbaiki tata ruang, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan. (zm/ldr)
Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI