Jakarta — Memasuki usia ke-80, Mahkamah Agung (MA) meneguhkan kembali komitmen untuk menjaga martabat peradilan melalui empat pilar utama: kemandirian, pelayanan hukum berkeadilan, kualitas kepemimpinan, serta kredibilitas dan transparansi.
Ketua MA Sunarto menegaskan, martabat peradilan adalah fondasi tegaknya kedaulatan negara.
“Selama pengadilan berdiri tegak dengan martabatnya, maka selama itu pula negara ini akan berdiri kokoh dalam kedaulatannya,” ujarnya dalam sambutan HUT MA ke- 80 di Balairung, Jakarta, Selasa (19/8).
Baca Juga: Jangan Keliru, Ini Makna 4 Pilar Pada Gedung Pengadilan!
Sunarto menekankan, kemandirian berarti hakim dan aparatur peradilan tidak boleh tunduk pada intervensi pihak mana pun. Pilar pelayanan hukum berkeadilan menuntut akses peradilan yang sederhana, cepat, berbiaya ringan, serta bebas dari praktik pungutan liar dan transaksional.
Sementara itu, kepemimpinan di ranah peradilan, kata Sunarto, harus menghadirkan keteladanan.
“Seorang pemimpin sejati bukan foto model yang memamerkan kekuasaan, tetapi role model yang bijak dan mensejahterakan anak buah,” ucapnya.
Adapun pilar kredibilitas dan transparansi diwujudkan melalui putusan yang berbasis hukum, integritas, serta dapat diuji secara akademis. Sunarto mengutip gagasan K.H. Agus Salim tahun 1928 yang menulis, “Jika negeri hendak selamat, jika kerajaan hendak sentosa, haruslah ada pengadilan berderajat tinggi, hakim-hakim wajib menunjukkan sikap kebesaran yang anggun.”
Baca Juga: 15 Tahun Pengadilan Tipikor, Saatnya Bangkit untuk Keadilan Substantif
Ia menegaskan, pesan sejarah itu sejalan dengan semangat peradilan bermartabat yang kini diusung.
“Pengadilan berderajat tinggi hanya bisa terwujud bila kita bersama meneguhkan kemandirian, memajukan pelayanan, meningkatkan kepemimpinan, serta memperkuat transparansi,” tandasnya. (snr/wi/fac/ldr)
Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI
