Cari Berita

Membaca Buku adalah “Hinokami Kagura”

Muhammad Tasnim - Dandapala Contributor 2025-09-21 08:05:35
Ilustrasi Demon Slayer (Kimetsu no Yaiba)

Dalam semesta demon slayer (Kimetsu no Yaiba), Hinokami Kagura adalah tarian api yang diperoleh melalui pernapasan matahari. teknik paling mematikan dalam membunuh iblis ini hanya dikuasai oleh Tanjiro Kamado, sang protagonis utama.

Hinokami Kagura yang menjadi dasar semua jurus pernapasan adalah warisan tak terelakkan yang dijaga dan diturunkan melalui usaha turun temurun. Persis, seperti itulah Membaca Buku seharusnya diperlakukan.

Seseorang bertanya kepada saya, apa relevansi membaca buku di tengah jaman serba digital ini. Kita bisa mencuplik berita pendek entah melalui platform media sosial atau sekadar membaca status teman. Kita tidak butuh informasi panjang nan bertele-tele yang disajikan oleh buku yang membosankan.

Baca Juga: Ketua MA Luncurkan Buku Panduan Penyelesaian Sengketa Hak Cipta

Lagipula untuk seorang pegawai negeri, apa perlunya membaca buku ? cukup duduk manis bekerja, nunggu gaji, catat sana sini. Selesai.

Saya lalu menjawab sederhana. saya membaca karena selain saya ingin, juga karena saya butuh. Saya butuh makan, maka saya makan nasi. Saya butuh minum maka saya minum kopi. Saya butuh tidur maka saya terlelap dalam mimpi. Sesederhana itu.

Penjelasan simpel seperti ini tentu tak akan bisa diterima apalagi dicerna bagi mereka yang tak biasa membaca buku. Tapi, inilah penjelasan paling masuk akal dalam bentuk parsimoni. Kembalilah pada hal paling sederhana ketika segalanya terlihat rumit.

Apakah karena bekerja di pengadilan lalu kita harus membaca buku tentang hukum ?. Tidak. Apakah karena selaku garda terdepan pelayanan yang sering berhubungan dengan manusia galau, lalu kita harus membaca buku tentang sosiologi hukum ? Tidak. ataukah karena perasaan malu karena mungkin tidak mampu menjawab pertanyaan masyarakat pencari keadilan, lalu kita terpaksa membaca. Juga bukan.

Bagi saya, membaca adalah keinginan tanpa batas yang lahir dari sebuah perjalanan nostalgia. kebetulan pula membaca adalah sebuah warisan dari bapak. Persis Hinokami Kagura dalam kisah demon slayer.

Awalnya saya melihat bapak sering membaca buku, maka rasa penasaran itu pun muncul. Dalam wujud mungil waktu itu, saya bertanya dalam hati, sebenarnya benda apa yang betah di pelototi bapak sampai kadang dia lupa bermain dengan anaknya ?!.

Di kelas 3 Sekolah dasar, saya penasaran dengan apa yang dibaca bapak, ternyata sebuah buku berjudul ; Kunci Ibadah karya S.A. Zainal Abidin sebuah buku legendaris yang mulai ditulis tahun 1950-an. sungguh saya tidak paham apa isinya tapi waktu itu saya berpikir, ketika bapak betah membaca buku ini pastilah ada rahasia yang terkandung didalamnya.

Sayangnya, meskipun buku itu telah saya baca berulang kali, saya tak kunjung memahami isinya. Tapi tanpa disadari, keterkaitan dan keterikatan terhadap aksara tumbuh perlahan.

Bapak (ditengah protes keras mama) melihat anaknya mulai berkenalan dengan buku, mulai membeli majalah bobo, doraemon, tiger wong dan kisah fiktif lainnya. Uniknya, bapak juga mengajari satu hal ; setelah membaca salah satu komik itu, saya harus membaca buku 100 tokoh paling berpengaruh dalam sejarah karya Michael Hart. Minimal satu tokoh saja dalam sehari. Tolong jangan tanya ketebalan bukunya.

Beliau maklum, bahwa komik akan membuat anak-anak tak berhenti membaca bila tak dimbangi dengan kisah non fiksi. Selain memberikan keseimbangan dalam otak, metode ini juga pada gilirannya akan menciptakan alternatif sudut pandang dalam melihat suatu masalah.

Saya tidak sadar ketika bapak membaca, beliau sedang mewariskan jurus membaca itu kepada anaknya dan dia mewariskannya pelan pelan melalui teknik paling dasar sekaligus paling efektif dalam hidup manusia ; Keteladanan.

Memang benar, pada akhirnya, buku tidak akan pernah membuat saya -atau kita- pintar, tapi memberikan pemahaman, bahwa membaca sebenarnya adalah tentang belajar.

Belajar menerima ; Susah. Senang. Suka. Duka. Jatuh Hati. Patah Hati. Orang. Benda. Perikatan. Pembuktian. Seseorang. Kita. Dunia. Segalanya.

Tanjiro Kamado dalam epik demon slayer berujar Belajar dan berlatih lah sampai mati, karena pada akhirnya, tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan.

Baca Juga: Menguatkan Budaya Literasi: Merawat Ekosistem Menulis dan Membaca di Dandapala

Dia benar.

Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Dandapala Follow Channel WhatsApp : Info Badilum MA RI