Jakarta 2024. Waktu tidak pagi lagi. MRT Lebak Bulus-Bundaran HI mulai lengang. Penumpang sudah tak sepadat di saat peak hour. Kereta yang membelah perut Jakarta itu tidak mengurangi warganya beraktivitas.
Tampak dua orang membuka laptop, satu di ujung depan dan satunya di tengah gerbong. Penumpang lagi ada juga yang memilih membuka ponsel pintarnya. Di antaranya ada mengerjakan pekerjaan kantor, ada yang sibuk chat atau sekedar membaca berita dari gawainya.
20 Tahun yang lalu, pemandangan di atas belum bisa ditemui di Ibu Kota. Saat itu, orang masih membaca koran sambil berharap kemacetan terurai. Ada juga yang membuka majalah membaca isu panas terkini.
Evolusi Media
Penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada 1455 silam mengawali tonggak sejarah modern dalam penyebaran berita. Kala itu mesin cetaknya dikhususkan untuk mencetak Bibel.
Seiring waktu, muncullah koran di Jerman pada awal abad ke-17, Avisa Relation oder Zeitung. Koran pertama di dunia itu diterbitkan di Wolfenbüttel, Jerman oleh Lucas Schulte.
Media koran berjaya cukup lama berabad-abad lamanya. Hingga muncul radio yang ditemukan oleh fisikawan Italia, Guglielmo Marconi pada awal abad ke-20. Penemuanya itu membuat dunia memasuki dunia baru yaitu peristiwa bisa didengar secara langsung, meski baru masih lewat audio semata.
Berbagai peristiwa penting di awal abad ke-20 yang cepat tersiar oleh radio di antaranya Perang Dunia I, Perang Dunia II hingga Proklamasi Kemerdekaan RI.
Dua dekade setelahnya, eksperimen para ilmuwan mulai memasuk era audio visual yaitu televisi. Tapi sejarah tidak berhenti sampai televisi.
Sejak munculnya komputer, orang mulai berandai-andai apabila antar komputer tersambung tanpa kabel (nirkabel). Berbagai eksperimen pun dilakukan para ilmuwan.
Salah satu capaian itu di antaranya saat Ratu Inggris Elizabeth II berhasil mengirim surat elektronik pertama di dunia pada 26 Maret 1976 dengan username HME2 alias Her Majesty, Elizabeth II. Dunia memasuki babak baru, Internet.
Ternyata sejarah media juga belum berhenti. Teknologi lalu mengubah komputer ke dalam genggaman tangan lewat ponsel. Orang tidak perlu lagi repot-repot membawa laptop ke dalam tasnya.
Dunia media massa akhirnya ikut berrevolusi sejak lahir smartphone. Dimulai dengan lahirnya Nokia 9500 yang mendobrak jagat pada 2004. Nokia 9500 tidak hanya untuk menelepon dan mengirim SMS semata, tapi juga bisa mengirim email secara lebih nyaman. Smartphone mulai dibekali layar lebar dengan papan keyboard.
Demikian juga di Jakarta. Lahirnya Nokia 9500 yang disusul Nokia 9300 menjadi awal perubahan komunikasi sosial, di antaranya kerja-kerja wartawan. Yaitu setelah wawancara narasumber, wartawan cukup duduk di warung kopi dan mengetik berita lalu dikirim ke kantor. Tidak perlu lagi ke kantor untuk mengetik di komputer.
Perkembangan ponsel pintar terus berkembang sangat cepat dalam dua dasawarsa terakhir. Pada 2023, tercatat sedikitnya 190 juta orang Indonesia menggunakan ponsel pintar.
Pola penyebaran informasi pun ikut berubah. Tidak tergantung lagi dengan frekuensi televisi dan radio, atau juga majalah konvensional. Kini informasi tersebar dari ponsel ke ponsel. Baik lewat media mainstream atau sosial media.
Dandapala Reborn!
Media boleh saja bertambah dan berevolusi. Dari cetakan, audio, audio visual hingga smartphone berbasis internet. Tapi, hakikatnya adalah sama yaitu media adalah hanyalah sarana untuk membawa pesan/ message dari pengirim ke penerima. Baik untuk tujuan secara personal atau pun massal.
Perubahan zaman itulah yang membuat DANDAPALA ikut bermetamorfosis. Dari majalah cetak dua bulanan, kini hadir secara realtime 24 jam. Ke depan, DANDAPALA akan terus berinovasi dengan menyesuaikan gadget pembaca. Bila saat ini DANDAPALA hadir lewat dandapala.com, maka dalam waktu dekat akan segera menyusul produk-produk digital baru dari DANDAPALA.
Saat ini, Ditjen Badilum mengalokasikan anggaran sekitar Rp 1 miliar per tahun untuk memproduksi majalah hingga sampai ke tangan pembaca. Kini, perubahan itu menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Media berita Dandapala tidak lagi dicetak, dan distribusi majalah tidak lagi dilakukan secara manual lewat pos.
Selain itu, dandapala.com ini juga menjadi salah satu bukti keterbukaan informasi publik lembaga pengadilan, khususnya Ditjen Badilum Mahkamah Agung ke masyarakat. Kami akan mengolah berbagai dinamika di pengadilan dengan bahasa populer yang renyah dan ringan dibaca. Sejumlah pembenahan telah dan terus kami lakukan, diharapkan dapat memberikan informasi terbaik kepada pembaca.
Ibaratnya rumah tumbuh, media yang kini hadir di smartphone pembaca masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat berharap masukan dari para pembaca.
Salam hangat
Dirjen Badilum Mahkamah Agung
H Bambang Myanto SH MH